Kisah ini berawal dari
kisahku yang inginku share kepada sahabat semua, bingung mau mulai bercerita
dari mana hanya mengandalkan fikiran dan ditransfer melalui jari jemari
mengetikan kata demi kata kisah tragedy yang melanda hidupku dan keluargaku dan
kuberanikan diri untuk menulis dan sekaligus membuka memory lama yang sudah
lama hampir kututup dalam kehidupanku, ntah mengapa terbesir dibenaku untuk
menuliskan kisahku ku ini dalam bentuk tulisan sembari memberi manfaat bagi
yang membacanya.
Aku dan keluargaku tidak
menyangka dan tidak menduga terjadi peristiwa yang menyat hati dan sekaligus
membawa luka yang sangat dalam hingga kini masih membekas dalam hidupku, pada
hal seminggu sebelum kejadian itu aku sudah merencanakan akan mengadakan pesta
ulang tahun kecil kecilan putraku yang ke 2, selain itu keadaan keluarga
kamipun diliput rasa bahagia yang tak terkira karena kedatangan nenekku (bukan
nenek kandungku) dari desa, beliau merupakan adik nenekku, karena kedekatan
kami sekeuarga sama beliau kami merasa senang kehadirannya untuk menginap
beberapa lama dikediaman orangtuaku, kami bercanda, bercerita, mengenang
masa-masa indah ketika kita bersama nenek kandungku yang sudah lama tiada,
kehadirannya setidaknya mengobati rasa kangen kita terhadap sosok nenek yang
kami cintai,
“Berawal dari krisis listrik
yang melanda daerahku pada tahun 2006, sebab itu didaerahku sering terjadi pemadaman
listrik bergilir, keadaan ini sangat meresahkan warga dan berlarur-larut hingga
tahun 2008, malam itu tepatnya kejadian tanggal 26 maret 2008 terjadi mati
lampu daerah kami, ntah kenapa malam itu aku enggan pergi kerumah orangtuaku
yang hanya berjarak beberapa rumah, karena semenjak menikah aku sudah tidak
tinggal lagi bersama orang tuaku, tidak seperti kebiasaan aku tiap malam mati
lampu aku pasti main kerumah orang tuaku, mungkin waktu itu saking kecapean
bekerja, aku memutuskan untuk tinggal dirumah saja, malam itu cuaca sangat
cerah sekali, disambut suasana keheningan malam, angin sepoi-sepoi, hilir mudik
suara nyamuk yang berdenging ditelingaku, sembari melihat wajah malaikat
kecilku tertidur kelelahan, bingung mo ngapain akunpun smsan dan
telpon-telponan sama teman satu kantor yang akrab ku sapa “kak IZUR”, sehingga
percakapan kami berkahir, mata ini pun tidak tahan lagi menahan ngantuk yang
sangat amat dan akhirnya akupun terlelap bersama putraku.
“Satu jam tertidur akupun terbangun kaget mendengar teriakan adiku dari arah rumah orangtuaku, rasa kaget menghujam sanubariku seakan terbangun dari mimpi burukku, akupun berlari dan tanpa kusadari aku meninggalkan putraku tidur sendirian bersama lilin yang menerangi kamarku, aku bersama suami bergegas menuju kerumahku pengen melihat ada apa gerangan terjadi, dengan rasa khawatir menyelimuti hatiku, sungguh kaget luar biasa yang aku rasakan, akupun menyaksikan sendiri rumah orang tuaku kebakaran, masyrakat sekitar bersama bapak dan adik lelakiku berusaha memadamkan api, waktu itu aku belum mengetahui bahwa adikku menjadi korban kebakaran, kakinya melepuh terkena api, aku bingung melihat keadaan rumah udah nggak ada orang lagi, nenekku kemana, ibuku kemana, adikku kemana yang tinggal hanya bapaku, akupun baru mengetahui bahwa adik lelaki terjebak dalam kobaran api didalam kamar mandi, namun angin begitu kencang malalap rumahku, seakan tak percaya Allah menurunkan musibah kepada keluarga kami yang luar biasa, berhenti sejenak seakan tidak percaya, aku baru menyadari telah kutinggalkan putraku sendirian dirumah, akupun berlari ke rumah langsung kupeluk erat tubuh anakku lalu aku berteriak dan terus teriak membangunkan tetangga yang lagi tidur.
“Kebakaran-kebakaran”
Angin semakin kencang kucoba
menyelamatkan beberapa barang sebisaku, hal yang pertama kuingat adalah kompor
gas, aku takut gas bisa memicu ledakan yang lebih parah, kuminta tolong
orang-orang yang ada untuk mengeluarkan gas dari rumahku, tanpa beralaskan
sandal alias nyeker akupun berlari keluar rumah sambil menggendong erat tubuh
putraku, asap tebal sudah mulai menyerubungi rumahku, aku nggak terfikir
apa-apa lagi yang ada dibenaku mencari keberdaan ibu dan neneku, akupun berlari
mencari tempat yang aman diantara gang-gang sempit, dari kejauhan aku mendengar
tangisan anak-anak sembari berkata ”kak rumah kita kebakaran, kita mau tinggal
dimana, terus menangis dan menangis, akupun tidak bisa berbuat apa-apa hanya
terdiam melihat dalam sekejap rumahku dilalap sijago merah, angin semakin
kencang, semakin besar api semakin merembet kerumah lainnya, dengar hilir mudik
mobil kebakaran datang dan langsung menyemprotkan api kerumahku, dalam waktu
setengah jam api melalap 7 rumah yang ada disekitarku diantara 5 rumah tersebut merupakan rumahku,
rumah orang tuaku dan rumah kontarakan orang tuaku, tubuh ini lemas tak berdaya
air mata seakan tidak bisa keluar menatap kejadian ada apa ini gerangan ya
ALLAh, tanpa membawa apapun hanya baju yang melekat dibadan dan sebuah hp
disaku celana aku masih mencari-cari dan bertanya-tanya mana ibuku, mana
nenekku dengan resah gundah gulana, sedangkan adik bungsuku dilarikan sama
saudara-saudaraku ke Pukesmas terdekat untuk diperiksa lanjut oleh dokter.
sisa kebakaran tanggal 27 Maret 2008
“akhirnya akupun ketemu
sepupuku mengajakku kerumahnya dan baru aku tahu ibu dan nenekku sudah selamat berada
dirumahnya, tak lama kemudian akupun bertemu ibuku sambil menangis dan berkata
kepadanya pertanda apa ini emak “panggilan buat ibu ku”, pa maksud kejadian ini,
kenapa Allah menguji kita sedahsyat ini
menimpa keluarga kita, tanpa ada bulir-bulir air mata ibuku tampak tegar
melihat dan menyikapi kejadian ini, padahal aku tahu betapa berat beban yang
harus ia pikul, rumah yang bertahun-tahun kita tempati bahkan rumah kontrakan
yang merupakan sumber mata pencarian ikut terbakar, lalu ibuku berkata kepadaku
ALLAH hanya memberi teguran kecil ke kita, ALLAH sangat sayang sama Kita
sehingga kita masih ditegur atas khilaf dan dosa yang selama ini kita perbuat.
Singkat cerita kini empat tahun berlalu banyak hikmah dan pelajaran hidup yang bisa ku petik, jatuh bangun aku memulai hidup setelah kejadian itu, banyak suka dan duka, mengenal artinya kebersamaan, artinya persahabatan, aku banyak belajar memahami arti keikhlasan, kesabaran dan menjadi manusia yang tidak gampang berputus asa, bersyukur setiap rezeki dan cobaan yang kita terima, sesungguhnya Allah memberi cobaan sesuai dengan kemampuan kita, Allah mempunyai cerita indah untuk hidup kita kedepan, tergantung gimana kita menyikapi persoalan hidup, Kuasa Allah memang maha dahsyat ‘KUN FA YAKUN”, maka terjadi terjadilah, dengan kejadian tersebut memberi motivasi hidup untukku berjuang dan terus berjuang sehingga menjadi manusia berkualitas, dan memberikan hal-hal yang terbaik buat orang sekitar kita terutama Keluarga.
0 komentar:
Posting Komentar